Masjid Huaisheng Sa’ad bin Abi Waqas 650 M |
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, ana ingin melanjutkan artikel sebelumnya Keunggulan
Pemerintahan pada masa Umar bin Khattab. Baiklah tidak usah basa basi, ana
langsung bahas Sejarah Utsman bin Affan
Biografi Singkat Utsman bin Affan
Utsman bin Affan
lahir di Thaif, daerah subur di kawasan Hijaz pada tahun 574 M/47 SH, dan
wafat pada tanggal 17 Juni 656 M/12
Dzulhijjah 35 H. Utsman adalah Khalifah ketiga dari Umat Islam dan Kepemimpinan Utsman bin Affan
dari Tahun 644 – 656 M. Utsman masuk Islam karena ajakan Abu Bakar ra. Ketika
wafat, Utsman meninggalkan 3 orang istri, yaitu: Ummu Al-Banin, Fakhitah, dan
Nailah.
Nasab Utsman bin Affan
Utsman bin Affan
bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf, radhiyallahu
‘anhu. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pada kakek yang keempat, yaitu Abdul Manaf. Dari
sisi ibu, nasab keduanya bertemu pada Urwa binti Kariz. Ibunda Urwa adalah
Baydha binti Abdul Muththalib, bibi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Gelar Utsman bin Affan
Nabi
shalallahu alaihi wasallam bersabda:
“Akan
menikahi Hafshah orang yang lebih baik daripada Utsman, sedangkan Utsman akan
menikah dengan wanita yang lebih baik daripada Hafshah.”
Kabar gembira
dari Rasulullah SAW itu terbukti nyata, beliau menikahi Hafshah dan Utsman
menikahi Ummu Kultsum binti Rasulullah SAW.
Dari Utsman
bin Affan, bahwasannya Nabi SAW melihatnya dalam keadaan susah dan bersedih
hati. Beliau bertanya kepadanya, “Mengapa aku melihatmu susah dan bersedih
hati?”
Utsman
menjawab, “Wahai Rasulullah, adakah orang yang mendapatkan musibah sebagaimana
yang menimpaku? Putri Rasulullah meninggal dunia ketika menjadi istriku.
Terputuslah keturunanku, dan terputus pula hubungan persemandaan antara aku
dengan engkau.”
Ketika Utsman
masih berbicara kepada Nabi, tiba-tiba Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Utsman,
ini Jibril ‘alaihissalam. Dia menyampaikan perintah dari Allah Azza wa Jalla
kepadaku supaya aku menikahkan kamu dengan saudara perempuan Ruqayyah, yakni
Ummu Kultsum, dengan mahar yang sama dengan kakaknya, dan dengan cara bergaul
yang sama dengan kakaknya.”
Nabi SAW
menikahkan Utsman dengan Ummu Kultsum. Dari peristiwa tersebut, Utsman
mendapatkan gelar Dzun Nurain (si pemilik dua cahaya), karena dia menikahi dua
putri Rasulullah SAW seolah-olah keduanya adalah cahaya hakiki. Ummu Kultsum
hidup berumah tangga dengan Utsman dalam rentang waktu enam tahun, dia tak
dapat melupakan kakaknya, Ruqayyah.
Nabi
SAW menikahkan Utsman dengan Ummu Kultsum. Dari peristiwa tersebut, Utsman
mendapatkan gelar Dzun Nurain (si pemilik dua cahaya), karena dia menikahi dua
putri Rasulullah SAW seolah-olah keduanya adalah cahaya hakiki. Ummu Kultsum
hidup berumah tangga dengan Utsman dalam rentang waktu enam tahun, dia tak
dapat melupakan kakaknya, Ruqayyah.
Sumber : islampos.com
Proses Pengangkatan Utsman bin Affan menjadi Khalifah
Utsman juga
merupakan Shahabat utama dari Nabi Muhammad SAW, makanya setelah Umar bin Khattab
meninggal, masyarakat akhirnya memilih Utsman sebagai Khalifah berikutnya
menggantikan Umar yang sebelumnya mempunya 6 kandidat khalifah. Di antara 6
orang kandidat tersebut adalah : Ali, Utsman, az-Zubair, Thalhah, Sa’ad dan
Abdurrahman. Kepemimpinan Utsman bin Affan dari tahun 644 M - 656 M, ia adalah khulafaur rasyidin dengan masa kepemimpinan paling lama.
Perluasan Wilayah(Futuhat) pada masa Khalifah Utsman
Luas Wilayah pada Masa Khalifah Utsman
Perluasan
Wilayah atau Futuhat pada masa Kepemimpinan Utsman bin Affan ialah :
a.
Afrika : Barqah, Tripoli Barat, Nurbah (Mesir)
b. Asia : Harah, Kabul (Afghanistan), Armenia, Turkistan
c. Eropa : Cyprus
b. Asia : Harah, Kabul (Afghanistan), Armenia, Turkistan
c. Eropa : Cyprus
Perluasan Masjid Nabawi Pada Masa Kepemimpinan Utsman bin Affan
Karena perkembangan jumlah Umat Islam semakin banyak, Khalifah Utsman pun
memperluas Masjid Nabawi pada masa pemernintahannya.
Khalifah Utsman
membeli tanah dan bangunan yang ada di sekeliling Masjid Nabawi, tetapi hanya
sisi utara, selatan, dan barat, sedangkan sisi timur dibiarkan karena disana
ada rumah istri-istri Rasulullah SAW.
Setelah perluasan
yang dilakukan oleh Khalifah Utsman, luas masjid menjadi 4.071 meter persegi,
bertambah 496 meter persegi dari luas sebelumnya. Tinggi masjid tetap 5,5
meter, sedangkan serambinya bertambah satu menjadi tujuh.
Perbandingan Masjid Nabawi perluasan Utsman dengan sekarang |
Pintu masjid
tetap ada enam, sedangkan tiangnya berjumlah 55 buah. Bagian dalam masjid tetap
terkumpul menjadi satu bagian.
Untuk pertama
kalinya, di bagian mihrab dibangun semacam mimbar untuk menaungi imam. Mimbar
itu memiliki lubang-lubang sehingga para jamaah tetap dapat melihat imam. Untuk
menerangi masjid pada malam hari, Khalifah Utsman menyiapkan lampu-lampu minyak
yang disebar di beberapa sudut masjid.
Istri dan Anak Utsman bin Affan
Istri
pertama Utsman adalah Ruqayyah binti Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Utsman menikahi Ruqayyah setelah mendengar kabar bahwa gadis pujaannya itu
telah diceraikan oleh suaminya karena benci kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Setelah Ruqayyah wafat pada 2 H, karena sakit,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahkannya dengan putrinya
yang lain, Ummu Kultsum.
Selama
hidupnya Utsman pernah menikah dengan delapan wanita. Dari pernikahannya itu ia
dikaruniai sembilan putra dan enam putri. Berikut ini istri-istri yang pernah
dinikahi oleh Khalifah Utsman beserta anak-anaknya:
- Ruqayyah binti Rasulullah. Darinya Utsman memiliki anak yang bernama Abdullah yang meninggal pada usia 6 tahun.
- Ummu Kultsum binti Rasulullah. Darinya Utsman tidak memperoleh keturunan. Ummu Kultsum wafat pada 9 H.
- Fakhitah binti Ghazwan. Darinya Utsman memperoleh anak bernama Abdullah yang juga wafat saat masih kecil.
- Ummu Amr binti Jundub, yang memberinya beberapa anak, yaitu Amr, Khalid, Abban, Umar, dan Maryam.
- Fathimah binti Al-Walid Al-Makhzumiyyah, yang memberinya tiga orang anak, yaitu Sa’id, Al-Walid, dan Ummu Sa’id.
- Ummu Al-Banin binti Uyaynah bin Hishn Al-Fazariyyah, yang memberinya anak bernama Abdul Malik, namun ia meninggal dunia di usia dini.
- Ramalah binti Syaibah bin Rabiah, yang memberinya anak bernama Aisyah, Ummu Iban, dan Ummu Amr.
- Nailah binti Al-Farafashah, yang melahirkan Maryam junior.
Ketika
wafat, Utsman meninggalkan 3 orang istri, yaitu: Ummu Al-Banin, Fakhitah, dan
Nailah.
Sumber : tarbawiyah.com
Pertama Kalinya Masuknya Islam Ke China (Sejarah Islam di China)
Pertama Kalinya Masuknya Islam Ke China (Sejarah Islam di China)
Masjid Pertama di China yang dibangun Sa'ad bin Abi Waqas |
Pada masa
pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M) dan Khalifah Utsman bin
Affan (644-656 M), Persia dan sebagian Kerajaan Romawi Timur takluk dalam
kekuasaan Islam. Banyak pedagang Cina kemudian memeluk Islam setelah penaklukan
itu.
Pedagang-pedangan
itulah yang kemudian menyiarkan Islam di Negeri China. Masa itu, China dikuasai
oleh Dinasti Tang (565-635 M). Kepada sang Kaisar, para pedagang Muslim China
itu memohon untuk diperbolehkan mendatangkan guru-guru pengajar Islam dari Persia.
Permohonan
mereka kemudian dikabulkan, maka dikirimlah utusan ke Persia. Sayangnya,
permintaan Kaisar dari Negeri Tirai Bambu itu ternyata tidak dapat dikabulkan
oleh penguasa Muslim di Persia, dengan alasan jauhnya negeri China. Hal ini
mendorong Kaisar China untuk meminta langsung kepada Khalifah Utsman yang
berada di Madinah.
Utusan ini
diterima langsung oleh Khalifah Usman bin Affan yang kemudian menyanggupi untuk
mengirimkan guru-guru yang akan mengajarkan Islam ke Cina. Delegasi Islam
pertama dari Madinah ini datang di China pada 25 Agustus 651 M.
Saat itu Khalifah
Utsman mengutus delegasi bernama Sa'ad bin Abi Waqqas bersama 15 orang untuk
membawa ajaran Islam ke daratan China. Sesampainya disana Kaisar Yung Wei dari
Dinasti Tang menyambut delegasi dari Khalifah Utsman itu dengan baik.
Bahkan sang Kaisar mengizinkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton, masjid pertama di daratan China.
Bahkan sang Kaisar mengizinkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton, masjid pertama di daratan China.
Umat Islam China |
Yang pertama kali
memeluk Islam adalah etnis Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Negeri Tirai
Bambu tersebut kian bertambah banyak. Bahkan pada masa Dinasti Song berkuasa,
sebagian pedagang muslim telah menguasai industri ekspor dan impor di China.
Pada zaman itu pemerintahan China selalu menyerahkan jabatan direktur jenderal
pelayaran kepada orang muslim.
Penggandaan atau Pengkopian Mushaf Al-Qur’an menjadi tujuh Mushaf
Ada 3 Faktor penyebab Utsman melakukan penggandaan Mushaf Al-Qur’an :
Pertama, perbedaan membaca di berbagai wilayah kekuasaan Islam. Ketika
terjadi peperangan di wilayah Azerbaijan dan Armenia, Huzaifah bin Yaman
menemukan para sahabat membaca Al-Qur’an dengan cara yang berbeda-beda, lalu ia
melaporkan hal tersebut kepada Khalifah Utsman “Wahai Amirul Mu’minin,
satukanlah umat Muslim sebelum mereka saling bertentangan dalam membaca Al-Qur’an,
sebagaimana yang terjadi pada kaum Yahudi dan Nasrani.”
Atas usulan
tersebut, Utsman meminta mushaf yang dibawa oleh Khafsah, kemudian Utsman
membentuk tim penulis mushaf Al-Qur’an : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair,
Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Utsman berpesan kepada
mereka “Jika kalian dan bertentangan dalam menulis mushaf, maka tulislah sesuai
lisan orang Quraisy, sebab Al-Qur’an diturunkan dengan lisan Quraisy.”
Setelah Al-Qur’an
selesai ditulis, maka Utsman menyuruh membakar mushaf-mushaf Al-Qur’an selain
yang ditulis oleh tim penulis mushaf tersebut.
Kedua, perbedaan sahabat dalam mengajarkan Al-Qur’an. Hal ini menjadi
pertentangan yang luar biasa, Ibn Jarir at-Thabari menjelaskan dengan mengutip
pendapat Abu Ayub mengatakan bahwa sebagian dari sahabat yang bertentangan
tersebut saling mengkafirkan satu dengan yang lainnya.
Ketiga, perbedaan terjadi karena masing-masing sahabat mempunyai tulisan
Al-Qur’an yang dimiliki secara individu untuk dibaca sendiri. Di antara mushaf
yang masyhur adalah, Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari
dan Miqdad bin Amr.
Dari ketiga
faktor di atas, menyebabkan perselisihan dan pertentangan yang berujung pada
saling mengkafirkan. Maka atas inisiatif Khalifah Utsman mengumpulkan kembali
mushaf yang dibawa oleh Khafsah, kemudian ditulis ulang menjadi tujuh mushaf.
Setelah
mushaf berhasil digandakan, Khalifah Utsman menyuruh para sahabat untuk
membakar mushaf-mushaf selain yang ditulis oleh tim Penulis Mushaf yang
dibentuk Utsman.
Salinan
mushaf yang berjumlah tujuh tersebut disebarluaskan ke berbagai daerah, di
antaranya Makkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah dan Madinah.
Armada Laut Pertama Islam
Ilustrasi Kapal Pasukan Islan (Sumber : Dream.co.id) |
Pada masa Kepemi Utsman bin Affan. Di masa ini, Khalifah Utsman sudah membuat armada
kelautan (kapal) yang diproduksinya sendiri. Bahkan, di zaman Muawiyah (Bani
Umayyah) umat Islam sudah memiliki pabrik yang memproduksi kapal laut. Ini awal
Islam sebagai penguasa laut. Di masa Turki Utsmani meraih kejayaannya, maritim
Timur Tengah, Lautan Hindia itu dikuasai oleh Islam.
Wafatnya dan Siapakah Pembunuh Utsman bin Affan?
Makam Khalifah Utsman bin Affan |
Pada tanggal 17 Juni 656 M/12
Dzulhijjah 35 H Utsman ra. dibunuh oleh orang-orang yang mengepung rumah beliau. Belum
diketahui siapa nama orangnya. Tuntutan itu terjadi atas fitnah dan profokator
Rabbi Yahudi yang berpura-pura masuk Islam yaitu Abdullah bin Saba’ (ibnu
Sauda’) yang berada di Mesir dan mempunyai banyak pengikut untuk merongrong
Khalifah Utsman dan mengatakan Ali ra yang lebih pantas menjadi Khalifah.
Bahkan saat Ali meninggal, mereka mengatakan “Ali tidaklah meninggal melainkan
menjelma menjadi tuhan”. Kelompok
pendukung Abdullah bin Saba’ disebut Saba’iyah.
Fitnah terhadap Utsman bin Affan ra. :
- Tidak ikut perang Badar
- Lari dari Perang Uhud
- Tidak ikut Baiat Ridhwan
- Tidak meng-qashar shalat saat haji
- Memusnahkan Al-Qur’an
Itulah tadi kepemimpinan Utsman bin Affan dan beberapa kebijakan yang diterapkan pada masa
pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan pada. Cukup sekian artikel kali ini, saya
akan lanjutkan di artikel berikutnya yang membahas Khalifah Abi bin Abi Thalib.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Baca Juga Artikel Sebelumnya :
Baca Juga Artikel Sebelumnya :
0 Comments